5cm--Donny Dhirgantoro-- dan senymku :)

Judul : 5cm Penulis : Donny Dhirgantara
Penerbit : Grasindo
Tanggal Terbit : Mei 2005 (cetakan ke-10 : Januari 2010) Halaman : 379 Halaman
Price : Rp 60.000,00

Jam 19.39, 16 November 2010. Tepat saat aku menutup halaman ke-379, tepat saat itu juga aku ngerasa kehilangan.

WHY??

Yeah.. seperti biasa, disaat aku mulai ngerasa terbiasa atas kehadiran sesuatu, aku sudah harus berpisah sama sesuatu itu. Dalam kasus yang ini, yang sudah harus berpisah sama aku itu si Genta (dengan semua sifat kepemimpinannya) si Arial (dengan semua kejentelan dan --entah kenapa-- kepolosannya), si Riani (yang apa adanya), si Zafran (yang selalu ngesok jadi Achilles), dan si Gembul Ian (dengan rumus makan indomie nya)

Setelah aku selesai baca 5cm ini, aku jadi sadar kalo aku bakal kangen berat sama semua tokoh di situ. Sama candaan bodoh-bego bin ancur yang selalu keluar dari mulut mereka berlima yang awalnya kupikir garing, bahkan sama obrolan tentang filosofi mereka yang awalnya kupikir ngebosenin.

Hehehe... rasanya berat buat ngakuin, tapi aku harus bilang sejujur-jujurnya sih tentang novel ini. Banyak banget sebenernya yang bilang novel ini "AMAZING", "Bagus banget!", atau "Sumpah! Keren!" dan semacamnya. Tapi, aku nggak bisa ngungkapin perasaanku hanya dengan satu atau dua kata kayak gitu. Aku bakal mbacot selama yang aku mau. Jadi, aku bakal obyektif menilai novel ini.

Ehm... di awal, 5cm sebenernya nggak terlalu masuk kehatiku. Aku bahkan mogok baca ditengah-tengah karena nggak tau alur yang penulis ingin sampaikan. Jujur, aku ngerasa nggak nyaman dengan obrolan si Genta, Riani, Zafran, Arial, dan Ian. Kenapa? Soalnya aku ga nyambung sama yang mereka obrolin. Apalah... filosofi inilah.. penyanyi2 yang aku ga tau lah, film-film yang aku ga kenal lah *sebenernya dasar akunya yang gatau apa2 sih, hehe*

Tapi bukan itu doang yang bikin aku gak 'ngeh'. Melainkan, konflik yang dihadirkan itu berasa sama sekali nggak ada (diawal) Kok ya aku juga ngerasa kalo banyak bagian-bagian yang agak nggak perlu ikut-ikutan dimasukin. Ada beberapa juga yang menurutku geje dan berkata 'ini apa perlunya dimasukkan dalam cerita? Ngaruh nggak sih sama konflik utama pad nantinya?' (dan ternyata, emang ga ngaruh sama sekali)

Yang bikin sedikit lebih kesel lagi, 5cm yang kupinjem dari Salsa ini ada kesalahan teknis yaitu ada 30halaman lebih yang kebalik (kesalahan teknis dari percetakan, kupikir)

Nah,,, setelah segala uneg-uneg yang melimpah ruah yang tadi aku wujudkan dalam pengetikan di keyboard dengan menggebu-gebu,, sekarang aku mulai santai. Karena sekarang... aku mau bicara tentang kelebihan novel ini! Yeiii!

Untung aku ga nyerah untuk berhenti ngebaca gara-gara bosen diawal. Untung aku terus mensugesti pikiranku dengan kata-kata "Ayo Frey! Baca o, pasti ono sesuatu nang novel iki!" (asli, pake bahasa Surabaya) akhirnya... aku berhasil menemukan 'sesuatu' itu. Walopun harus nunggu lama banget.

Aku nggak bisa bilang 'sesuatu' itu secara lengkapnya bagemana soalnya emang banyak banget. Terlalu banyak yang aku rasain! Terlalu banyak yang aku dapet! beda banget dari yang awal-awal yang jujur, aku bosen!

Mulai bagian novel yang menggambil latar di Stasiun Senen Jakarta, perjalananku bersama ke-5 sahabat plus cewek bernama Arinda itupun dimulai. Perjalanan yang baru kusadari tidak mungkin tidak mengubah diriku. Hahaha.. dari bagian itu aja aku udah mulai bisa mentolerir obrolan 5 orang yang awalnya ga nyambung sama aku itu. Penyanyi2 luar Negeri yang aku ga tau lah, apalah. Karena waktu itu, aku juga ada ditengah mereka,, jadi aku sebisa mungkin harus ngerti arah pembicaraan mereka.

Jadi, bermula dari stasiun senen itu, aku menjadi bagian dari mereka. Mendaki ke puncak Mahameru dengan tekad sekuat baja, yang terus aku percayai dari awal sampe akhir. Melewati Ranu Pane, Ranu Kumbolo, Arcopodo, Kalimati, Padang Edelweiss,.... semua tergambar jelas dimataku. Sampe-sampe, aku jadi takut kalo ada orang yang tanya "Kamu pernah ndaki gunung Mahameru ga?" aku bakal jawab "Pernah, sama Genta, Riani, Zafran, Arial, sama Ian" haha.

Soalnya, aku bener-bener ngerasa bersama dengan mereka ngejalanin petualangan itu. Seneng mereka, senengku, sedih mereka, sedihku, merinding mereka, merindingku, haru mereka, haruku, semangat mereka, semangatku, tangis mereka, tangisku, tawa mereka, tawaku, sakit mereka, sakitku, nyampur jadi satu. Semuanya!

Dan buat Genta, Zafran, Riani, Ian, Arial, Arinda, Deniek, Almarhum Adrian, Indy, dan semua yang terlibat di cerita 5 cm (tokoh2nya). Terimakasih atas perjalanan yang nggak terlupakan ini. Tentang semua mimpi yang harus kita percayai. Tentang Indonesi, Ibu Pertiwi yang harus selalu kita cintai. Tentang cinta yang selalu ada untuk cinta itu sendiri dan untuk membuat manusia mengerti atas dirinya. Dan tentang quotation yang selalu terngiang dan nggak akan pernah berhenti terdengar ditelingaku,

"SETIAP KAMU PUNYA MIMPI ATAU KEINGINAN ATAU CITA-CITA, KAMU TARUH DISINI, DIDEPAN KENING KAMU... JANGAN MENEMPEL. BIARKAN DIA MENGGANTUNG... MENGAMBANG... 5 CENTIMETER DI DEPAN KENING KAMU. JADI DIA NGGAK AKAN PERNAH LEPAS DARI MATA KAMU."

Oh iya, terimakasih lagi buat Ian yang tetap hidup padahal aku udah nangis-nangis takut kehilangan kamu (hehe, kalo ingat aku mesti ketawa) Dan untuk kalian berlima! *menunjuk Genta, Riani, Arial, Zafran, Arinda --dan Ian juga sih--* "Jangan sia-siakan air mataku untuk kalian! hiduplah bahagia ya... bersama mimpi kalian yang terwujud. Yang juga telah kalian bagi ke aku. Awas kalo nggak hidup bahagia!" *meksa*

PS : Buat Zafran dan Riani,, sukses buat anak kalian yang kedua ya. Semoga Riani lairannya sukses. Hahahaha.