Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Resensi Novel)

Tittle : Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Author : Tere-Liye
Penerbit : Republika
Tanggal Terbit : Maret-2009
Halaman : 427 Halaman
Price : Rp. 60.000,00

5 Pertanyaan. 5 Jawaban.
Apa pertanyaan terbesar dalam hidupmu? Apapun itu, apakah kita akan dapat kesempatan untuk ngedapetin jawabannya?

Well, novel ini bercerita tentang Ray dan pertanyaan terbesarnya dalam hidup. Ray, pemilik bisnis menggurita di Indonesia, yang koma selama 6 bulan, dalam ketidak berdayaannya mendapat sebuah kesempatan langka.

Seorang laki-laki berwajah menyenangkan hadir dalam tidurnya. Menawarkan sebuah perjalanan "Super Megah" menjelajah masa lalu dan menjawab pertanyaan demi pertanyaan terbesar Ray.

INILAHH!!!

Novel Megah karya Tere-Liye yang bener-bener sanggup menggetarkan hati, nelusup sampe ke jiwa *cielahhh bahasaku*

Seperti biasa, first Impression-ku ke Tere-Liye adalah penulis yang cerdas mengolah alur. Dan kebolehannya kembali dia tunjukkan di Novel ini.

Hehehe.

Awalnya aku cuma baca novelnya yang berjudul "Daun yang Jatuh Tak pernah membenci Angin". Karena terpikat dan terhipnotis dengan permainan alur yang AMAZING, aku coba buat baca novel-nya yang lain.

Bener aja!! Kali ini pun, luar biasa!! Gak bisa ngewakilin gimana aku jatuh cinta!! Aku bener2 lumpuh kalo menyangkut soal permainan alur yang disuguhkan oleh Tere-Liye. Berbeda, mencengkeram, mengalir, menerkam, menghipnotis, LUAR BIASA!!!!

Lebih-Lebih... adalah isinyaaaa.

Apa ya yang bisa menggambarkan isi dari buku ini dalam satu kata??
Apakah.... BRILIAN????

Lebih dari itu, mungkin. Karna, buku ini emang menyuguhkan lebih.

Ray, tokoh utama dalam novel ini, dalam perjalanan langkanya untuk menjawab pertanyaan terbesar dalam hidup, harus kembali ke masa lalu, mengenang semuanya saat dia menjadi anak disebuah Panti Asuhan dengan penjaga Panti yang sangat menjengkelkan.
Dengan penjaga Panti yang sok suci yang nggak segan-segan memecutinya dengan rotan.

Ray, juga mengingat Diar. Teman masa kecilnya.

Nggak hanya itu, satu demi satu kenangan mulai menguar. Kabur dari Panti, menjadi anak jalanan, Ngerasain pahit getir kehidupan, berjudi, mencopet, berkelahi.
Dan tibalah Ray pada pertanyaan pertamanya.

Kenapa dia harus menghabiskan waktu selama 16 tahun di Panti terkutuk itu??

Dan siapa yang nyangka kalau pertanyaan pertama itu harus dijawab dengan mulai membuka sebuah kenyataan yang tidak pernah diketahui Ray selama ini. Kenyataan tentang masa lalunya. Dan Ray terlalu buta, atau sengaja buta, untuk tidak mengetahuinya.

Ahh~~~ Sumpah!!! Gara-gara jawaban pertanyaan pertama itu, aku nangis ngejer pas pelajaran
Mataku sembap, nangis gak brenti-brenti. Lebay banget lah waktu itu pokoknya. 3 Tisu sampe lecek semua. Habis, miris, ironis!!

Yang kepingin Surprise jangan dibuka

Masa' katanya, karna semua itu ada sebabnya. Hukum sebab-akibat!!!

Keberadaan Ray, menjadi sebab jalan hidup orang lain. Dan orang itu adalah Diar. Sebuah kenyataan yang nggak pernah Ray tau itu menyeruak. Menjawab satu pertanyaan terbesar Ray akan hidupnya.

Dan aku nangis!! Gak tanggung-tanggung,, ngejer pula!

Terus, pertanyaan kedua, masa remaja Ray.

Disaat dia udah nemuin sebuah kedamaian ditempat bernama Rumah Singgah, tempat disaat dia pertama kalinya ngerasain apa yang disebut keluarga, langit berlaku nggak adil terhadap Ray.

Natan, Oude, Ouda, Ilham, keluarga barunya satu persatu harus menderita.

Jadi, apakah hidup ini adil?

Itulah pertanyaan kedua Ray.

Juga ketika dia ketemu sama Plee, cowok berumur 40 tahunan yang pertama kali menemukan bakat besar Ray.

Untuk jawaban pertanyaan kedua, aku nggak nangis. Cuma rasanya tu nyesek gitu lho. Aduuuu~~~ mana laurnya kuereeeennnn banget. Dan tunggu sampe kalian tau kalo prolognya tuh punya bagian tersendiri yang menjelaskan ke-eksistensian pertanyaan nomer lima.

Tunggu, sampe kalian tahu, hidup Ray sang tokoh utama, benar-benar merupakan sebuah abstraksi, betapa Tuhan telah berlaku sedemikian adil terhadap makhluknya. Terhadap seorang Ray, seorang Rinai, seorang Diar, seorang Natan, seorang Jo, seorang penjaga panti, seorang Ilham, seorang Fitri, seorang Plee, seorang Vin, seorang kita, semua makhluknya.

Terlalu nyata untuk ditampik. Inilaahhh... sebuah novel tentang hakikat kehidupan dengan alur yang memukau dan quote-quote yang memikat.

Tere-liye berhasil menyampaikan 'sesuatu' yang besar kepada pembaca lewat penjawaban pertanyaan2 Ray dalam hidupnya. Lewat penjabaran kenyataan2 yang gak pernah Ray tau.

Quote Fave-ku :

Beberapa yang tidak terjelaskan, semoga langit berbaik hati memberitahu. Kalaupun tidak, begitulah kehidupan. Ada yang kita tahu, ada pula yang kita tidak tahu. Yakinlah, dengan ketidak tahuan itu, bukan berarti TUHAN berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja TUHAN sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri

Akhir kata dari saya... semoga kisah ini bawa manfaat banyak lainnya... amin....

Btw, dibaca lagi, entah kenapa resensiku kali ini terlalu berat. Apa pada akhirnya aku berhasil bikin resensi yang bagus??