Judul : Secret Garden
Penulis : Frances Hodgson Burnett
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit : Februari-2010
Asal Buku : Manchaster
Penerjemah : Barokah Ruziati
Jumlah Halaman : 320
Price : 35.000,00
Assalamu'alaiku... Annyeong~
Ternyata aku emang nggak bisa bagi waktu antara ngepost di blog, baca novel/manga, nonton drama asia, sama belajar nih. Buktinya, aku cuma bisa aktif di blog waktu hari sabtu atau minggu doang. Maafin yah semua yang menunggu-nunggu tulisanku --siing... siapa juga--
Nah, seperti yang tak janjikan kemaren, sabtu ini aku akan meresensi buku "SECRET GARDEN" Novel terjemahan dari Manchaster (tau berkat gugling) punyanya Frances Hodgson Burnett yang gebleknya kukira laki-laki. Hehehe.
Novel ini kubeli barengan sama 2 novel lainnya tanggal 2 September 2010 di Gramedia Delta Plaza Surabaya --emang penting ya? Haha-- Pokoknya, yang membuat aku tertarik tuh sinopsis di cover belakang. Hampir mirip sama film "Bridge to Terabthia" punyanya Josh Hutcherson sama Annasophia Robb. Yah, nggak mirip-mirip amat sih.
Belakangan aku juga tahu kalu Almarhumah Miss Burnett adalah seorang penulis kisah anak-anak yang terkenal. Bukunya bertebaran sekitar tahun 18-an sampe awal 19-an. Jadi, ini termasuk buku baru di Indonesia yang diterjemahkan dari Buku Lama. Tapi keren juga loh, baru dua bulan udah cetak lagi. Buku yang aku beli ini malah sudah cetakan kedua yang kayaknya masih ada potensi buat cetak ketigakalinya.
Dan diluar Negeri sana, sudah banyak variasi cover Secret Garden dan buku ini juga lumayan terkenal gitu (dapet lewat gugling juga)
Btw, ide cerita SECRET GARDEN ini bercerita tentang gadis kecil bernama Mary Lennox yang nasib awalnya menyedihkan banget. Dia berasal dari keluarga kaya raya di India dan terbiasa dimanja dari kecil. Tapi May nggak pernah mendapatkan kasih sayang sama sekali dari orang tuanya.
Ayahnya sibuk bekerja dan Ibunya yang sangt cantik hanya peduli pada penampilannya dan tidakmau melihat Mary. Mary tumbuh jadi gadis jelek dan nggak menyenangkan. Dunia yang dia tahu hanya kamarnya yang tertutup serta pengasuh yang dipanggilnya 'Ayah'
Sampe suatu hari, dimana wabah kolera menyerang, seluruh keluarga dan penghuni kampung tempat Mary tinggal terbengkalai.Sebagian mati sebagian melarikan diri. Dan dari semuanya itu, nggak ada yang ingat kalo masih ada gadis kecil yang hidup.
Uoh!! Dari situ aku merinding, kok bisa-bisanya anak sekecil Mary sudah mengalami hal semenakutkan itu. Yah, pada akhinya, Mary pindah ke rumah pamannya, Mr. Archibald Craven. Tapi ada yang aneh dirumah pamannya yang luar biasa bear itu.
Mitosnya, menurut Martha Sowerby, pengasuh Mary yang baru, rumah yang sedang Mary tinggali itu memiliki lebih dari 100 pintu yang terkunci. Dan memiliki kebun yang luas. Awalnya, Mary itu cewek yang ngeselin banget. Dia sering bertingkah. Mungkin karena dia kesepian.
Untungnya, Martha yang nggak mau memanjakan Mary tetap sabar menghadapi Mary. Sampai akhirnya, Mary semakin yakin bahwa ada yang nggak beres dirumah pamannya yang gudenya amit-amit. Pada waktu malam hari, kadang Mary mendengar suara anak kecil cowok menangis meraung-raung dari tempat yang jauh. Lalu, ada rumor tentang sebuah Taman Rahasia yang tidak pernah dibuka selama sepuluh tahun.
Gegernya, Mary suatu hari menemukan kunci menuju Taman Rahasia itu. Dan dia merasa tidak pernah sebahagia itu seumur hidupnya. Mary mulai berubah, dia ingin menghidupkan taman yang sekarat itu. Mary ingin membuatnya indah.
Disinilah, muncul Dickon Sowerby, satu-satunya orang yang mengetahui rahasia Mary dan membantunya. XDD aku melted! Dickon itu anak cowok 3 tahun diatas Mary yang sempurna! Yah, paling enggak hampir lah!
Dia periang, bisa berkomunikasi dengan binatang, pokoknya semua terasa indah kalo ada Dickon. Namanya juga lucu banget XDD Semenjak itu, berdua, Mary dan Dickon bekerja keras membangun taman rahasia dan menjaga agar tidak bocor.
Tapi, masih ada suatu rahasia yang masih belum mereka tahu. Misteri suara tangis anak laki-laki di malam hari serta hubungannya dengan paman Mary serta taman rahasia mereka.
Secara keseluruhan, menurutku ceritanya bagus. Mungkin bagi penikmat novel teenlit, masalah yang dihadirkan bisajadi kurang complicated. Tapi namanya juga novel anak-anak, dengan begitu aja sudah keren. Cara penulisannya, pesan moralnya, alurnya, jelas mengesankan kalau penulisnya adalah seseorang yang benar-benar profesional --tentu aja berkat jasa penerjemahnya juga. Hahaha--
Dan bagi penggemar Novel Terjemahan, lengkapi koleksi kalian dengan baca buku ini. Pasti kalian akan merasakan jatuh cinta seperti aku jatuh cinta ke Dickon. Wkkwk.
Yap, segitu aja resensi ku. Moga bermanfaat bagi kalian dalam memantapkan hati mau beli novel ini atau enggak. Do'akan juga yah 1 hari nggak 24 jam lagi, minimal jadi 36 jam gitu kek (ngayal! Maafkan aku ya ALLAH)
Wassalamu'alaikum :)
